KoreaSelatan – Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL), sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang berbasis di Korea Selatan, kembali menyelenggarakan KTT Perdamaian Dunia HWPL ke-11 pada 18–19 September 2025 di Cheongju. Acara ini mengangkat tema “Bersatu untuk Perdamaian dan Menunaikan Tugas Kemanusiaan Bersama-sama” dan dijadwalkan berlangsung di 78 kota besar di seluruh dunia hingga Oktober mendatang.
Lebih dari 800 tokoh dunia dari berbagai bidang menghadiri acara secara langsung, termasuk mantan dan petahana kepala negara, perdana menteri, ketua parlemen, pejabat tinggi kehakiman, menteri kabinet, serta pemimpin di sektor pendidikan, keagamaan, media, dan pemuda. Kehadiran mereka secara sukarela menegaskan dukungan global yang terus menguat terhadap inisiatif perdamaian HWPL.
Sejak KTT pertama pada 2014, HWPL aktif mendorong penyelesaian konflik global melalui tiga pilar utama: hukum internasional, kerja sama antaragama, dan pendidikan perdamaian.
Dalam peringatan tahun ini, HWPL menampilkan sejumlah pencapaian penting selama setahun terakhir, khususnya pengembangan model kemitraan publik-swasta yang terbukti efektif membangun fondasi perdamaian berkelanjutan di berbagai negara.
Salah satu agenda utama KTT tahun ini adalah memperkuat dukungan terhadap Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW), kerangka hukum yang digagas HWPL untuk menghentikan konflik bersenjata dan membangun perdamaian abadi. DPCW menekankan prinsip-prinsip seperti larangan penggunaan kekuatan, pencegahan konflik, serta jaminan hak untuk hidup damai.
Selama setahun terakhir, 17 lembaga internasional dan regional mengadopsi resolusi yang mendukung DPCW. Di antaranya Parlemen Amerika Latin dan Karibia (PARLATINO), lembaga legislatif di Paraguay, Republik Dominika, dan Sudan Selatan, serta pemerintah daerah di Filipina, Mongolia, negara bagian Georgia (AS), Madagaskar, Mali, dan India.
Ketua HWPL, Lee Man-hee, menekankan dalam pidatonya pentingnya peran bersama dalam menciptakan dunia bebas konflik:
“Konflik tidak akan pernah menjadi hal yang baik. Hanya perdamaian yang benar-benar baik. Jika kita gagal menciptakan dunia yang damai di zaman kita, kita meninggalkan beban konflik bagi generasi mendatang. Yang harus kita wariskan adalah dunia yang damai, bukan dunia penuh peperangan.”
Ucapan selamat juga datang dari mantan Presiden Kroasia, H.E. Ivo Josipović, yang menekankan urgensi pelarangan perang dan penguatan gerakan perdamaian global:
“Upaya kita melarang perang lebih penting sekarang daripada sebelumnya. Pencapaian tahun ini memberikan harapan bahwa umat manusia suatu hari akan mencapai perdamaian abadi.”
Di bidang keagamaan, peluncuran Komite Perdamaian Solidaritas Agama (SRPC) menjadi pencapaian yang disorot. Saat ini, HWPL mengoperasikan 292 Kantor WARP di 132 negara, yang menjadi ruang dialog lintas iman berbasis kitab suci.
Sejak 2023, Akademi Perdamaian Agama Internasional telah diluncurkan sebagai program pembelajaran antaragama dan telah diakui resmi di sejumlah negara. Akademi ini mendorong keterlibatan warga dan tokoh agama untuk membangun budaya damai.
Di sektor pendidikan, Zambia dan Mongolia mengintegrasikan Pendidikan Perdamaian HWPL ke dalam sistem nasional mereka. Di Zambia, program ini diterapkan di sekolah-sekolah di Lusaka dan direncanakan diperluas ke seluruh negeri.
Ian Miyoba, Direktur Kebijakan Pendidikan Kementerian Pendidikan Zambia, menyatakan:
“Pendidikan perdamaian memperkuat suara rakyat dan membina budaya damai. Ini mencegah pelanggaran hak anak, pernikahan dini, dan penyalahgunaan narkoba. HWPL memberikan pendekatan unik dan relevan untuk Zambia.”
KTT ini juga menjadi panggung penting untuk menyuarakan reunifikasi damai Korea melalui konferensi bertema “Gerakan Bebas Antar-Korea Melalui Kemitraan Publik-Swasta”. Sejak Komite Persiapan untuk Penyatuan Damai di Semenanjung Korea (PCPUK) diluncurkan pada Maret 2025, HWPL terus mendorong pertukaran antar-Korea, pendidikan penyatuan, dan diplomasi internasional sebagai strategi utama.
HWPL melaporkan bahwa jumlah anggota globalnya kini melebihi 580.000 orang, meningkat 140.000 dalam setahun terakhir. Sekretaris Jenderal HWPL, Kang Tae-ho, menyatakan peningkatan ini menunjukkan aspirasi kolektif masyarakat dunia yang mendambakan perdamaian sejati di tengah ketidakpastian global.
Sebagai bagian dari rangkaian peringatan, HWPL akan terus menyelenggarakan forum-forum perdamaian di 78 kota besar hingga Oktober 2025. Lebih dari 15.000 pemimpin dari organisasi internasional, pemerintah, dan masyarakat sipil dijadwalkan berpartisipasi dalam diskusi strategis terkait perdamaian berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasional masing-masing












