Pandangan NU dan Muhammadiyah Soal Radikalisme

- Penulis

Minggu, 7 November 2021 - 01:20 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelitanusantara.net – JAKARTA, Dua Ormas Islam terbesar di Indonesia yang tidak dapat diragukan lagi keberadaannya, yakni Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bisa dikatakan representasi suara umat Islam di Indonesia. Pada Sabtu 06/11/2021.

Selain berjalan seiring, NU dan Muhammadiyah pun, kerap punya pandangan yang berbeda soal sebuah isu, di antaranya radikalisme. Inilah yang menjadi fokus penelitian dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (Uhamka) Said Ramadlan.

Melalui Media Online, Said Ramadlan dalam penelitian berjudul Kontradiskursus Radikalisme menjelaskan, perbedaan pandangan NU-Muhammadiyah dalam diskursus radikalisme melalui pengamatannya pada media NU Online dan Suara Muhammadiyah. Dia menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough dalam penelitian tersebut.

Reformasi 1998, menurut Said,
menjadi titik balik kebangkitan kelompok-kelompok muslim radikal di Indonesia.
Dalam ranah publik, diskursus kelompok muslim radikal ini juga menguat mewacanakan sistem pemerintahan khilafah sebagai pengganti, jihad sebagai perang terhadap kaum kafir, dan intoleransi terhadap nonmuslim. Wacana ini terus digulirkan melalui media online.

Karena itu, diskursus radikalisme ini harus dilawan dengan kontradiskursus radikalisme di ranah yang sama, yakni melalui media online. Peran media online dari kelompok kelompok Islam moderat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi sangat dibutuhkan untuk menandingi diskursus kelompok-kelompok muslim radikal ini.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kontra diskursus radikalisme suaramuhammadjyah.id mengenai dasar negara adalah merepresentasikan Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah (negara kesepakatan dan kesaksian) dan jihad sebagai jihad Ii-muwajahah (bersungguh sungguh menciptakan sesuatu yang unggul). NU Online merepresentasikan Pancasila itu islami, tidak ada pertentangan Islam dengan Pancasila, dan menampilkan pemaknaan jihad secara kontekstual seperti jihad melawan korupsi, melawan narkoba, melawan hoaks, dan sebagainya,” kata Said dalam keteranganya dikutip pada Jumat (5/11/2021).

Baca Juga:  Leo/Daniel Dominasi Sejak Gim Pertama di German Open

Diskursus yang ditampilkan suaramuhammadiyah.id dan NU Online merupakan kontra-diskursus mengenai Negara Islam dan jihad sebagai perang atau kekerasan yang diwacanakan kelompok-kelompok muslim radikal.

Pertama, berdasarkan hasil analisis teks mengenai kontra-diskursus radikalisme di suaramuhammadiyah.id dan NU Online menunjukkan bahwa mengenai isu dasar negara Pancasila, suaramuhammadiyah merepresentasikan Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah (Negara Kesepakatan dan Kesaksian). Sementara NU Online merepresentasikan Pancasila itu islami, dan tidak ada pertentangan Islam dengan Pancasila.

Representasi kedua media online resmi Muhammadiyah dan NU ini sebagai kontra-diskursus radikalisme mengenai gagasan mendirikan Negara Islam (Khilafah Islamiyah) di Indonesia yang diusung oleh kelompok-kelompok muslim radikal. Selanjutnya mengenai isu jihad, yang mana suaramuhammadiyah.id merepresentasikan isu jihad sebagai jihad li-muwajahah (berjuang menciptakan sesuatu yang unggul).

“Adapun NU Online merepresentasikan jihad secara lebih kontekstual, seperti jihad melawan korupsi, melawan narkoba, melawan hoaks, dan lain sebagainya,” tambahnya.

(red)/Rzq.

Berita Terkait

Bangga, Ketua Senat UNUKASE Dr. Berry Nahdian Forqan Raih Gelar Doktor di UNAIR
BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Penghargaan kepada PT. Thriveni atas Kepatuhan Administrasi dan Pembayaran Iuran
Bupati Tanah Laut Lari Pagi Bareng AHY di CFD, Bahas Porprov 2025
Hadiri Pelantikan DPW APWNU Jakarta, Wakil Ketua Umum H. Risdianto Haleng Ucapkan Selamat dan Tegaskan Amanah Rakyat
Mempererat Koordinasi Lintas Wilayah, Garda Bangsa Kalsel Kunjungi Jabar
ICCN Lantik Pengurus Wilayah Kalimantan, Siap Perkuat Jaringan Karir Antarkampus
Garda Bangsa Kalsel Perkuat Sinergi dengan DKN, Genjot Kreativitas dan Pemberdayaan Pemuda
Konflik PWI Berakhir, Dua Ketua Sepakat Gelar Kongres Agustus 2025

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 11:06 WITA

Pemkab Tanah Bumbu Gencarkan Tanam Jagung Serentak Demi Swasembada Pangan

Kamis, 10 Juli 2025 - 15:35 WITA

Andi Irmayani Angkat Warisan Budaya Tanah Bumbu Tampil di Tingkat Nasional

Kamis, 10 Juli 2025 - 15:16 WITA

Rayakan HUT ke-45 Dekranas, Tanah Bumbu Mantapkan Langkah Majukan Industri Kreatif Lokal

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:56 WITA

PKK Tanah Bumbu Beraksi di Panggung Nasional: Kolaborasi Menuju Indonesia Emas

Selasa, 8 Juli 2025 - 22:30 WITA

Pemkab Tanah Bumbu Pelatihan CSIRT Dorong Profesionalisme SDM Keamanan Siber

Selasa, 8 Juli 2025 - 20:59 WITA

Tanah Bumbu Berintegritas, Siap Raih WBBM 2026!

Selasa, 8 Juli 2025 - 01:44 WITA

LPj APBD 2024 Disetujui DPRD, Pemkab Tanbu Siap Jalankan Perda

Senin, 7 Juli 2025 - 09:31 WITA

Rektor UNUKASE Tegaskan Komitmen pada KIP Kuliah 2025 dalam Sosialisasi dan Penandatanganan Pakta Integritas di Balikpapan

Berita Terbaru

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x