Ragam – Memasuki tahun baru 1447 Hijriah, Muhammadiyah siap meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Inisiatif ini bukan sekadar pembaruan teknis, melainkan sebuah langkah strategis untuk menjawab kebutuhan umat Islam dunia akan sistem penanggalan yang seragam, baik untuk keperluan ibadah seperti Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha, maupun kebutuhan sipil lainnya.
KHGT dibangun atas satu gagasan besar: “satu hari, satu tanggal untuk seluruh dunia.” Gagasan ini lahir dari kenyataan yang selama ini dirasakan umat Islam global—perbedaan penetapan awal bulan hijriah yang kerap menyebabkan umat merayakan hari besar di waktu yang berbeda.
Sebuah ironi, mengingat dalam Al-Qur’an, khususnya QS Al-Baqarah ayat 189, pengelolaan waktu merupakan bagian penting dari kehidupan seorang Muslim.
Hisab sebagai Fondasi Ilmiah
Salah satu fondasi utama KHGT adalah penggunaan metode hisab atau perhitungan astronomis. Di era modern, keakuratan dan kepastian menjadi kebutuhan mendesak. Penyusun kalender perlu merancang sistem yang mampu merekonstruksi tanggal masa lalu, merencanakan jauh ke depan, dan berlaku untuk jangka panjang.
Metode hisab mampu memenuhi tuntutan ini. Sebaliknya, metode rukyat yang bergantung pada observasi hilal secara langsung, terbatas hanya pada tanggal 29 tiap bulan kamariah, sehingga sulit diandalkan untuk kebutuhan perencanaan global.
KHGT menjadikan hisab sebagai pijakan yang tak tergoyahkan. Ketika kriteria hisab telah terpenuhi, maka hasilnya tetap berlaku, meskipun hilal secara kasat mata gagal terlihat di suatu tempat. Dengan cara ini, penetapan tanggal tetap stabil dan dapat diandalkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern yang serba terencana.
Ittihad al-Mathali’: Satu Dunia, Satu Kalender
KHGT juga mengusung prinsip ittihad al-mathali’, yakni kesatuan zona waktu untuk seluruh dunia. Konsep ini berpijak pada anggapan bahwa bumi adalah satu kawasan terpadu. Jika hilal sudah terdeteksi di satu titik mana pun di dunia, maka hari tersebut berlaku universal bagi semua umat Islam.
Pemikiran ini bukan hal baru. Dalam khazanah klasik, para ulama terdahulu telah mengemukakan dukungan terhadap matlak global, berdasarkan hadis-hadis Nabi yang bersifat umum.
Bahkan, pandangan ini telah menjadi pendapat mayoritas fukaha, sekalipun dalam praktiknya belum terimplementasi secara luas hingga kini.
Lebih dari Kalender: Simbol Kesatuan Umat
KHGT bukan sekadar perangkat penanggalan, melainkan juga simbol persatuan umat Islam. Ia hadir untuk menjembatani perbedaan yang selama ini memecah waktu-waktu ibadah.
Dengan KHGT, umat diajak kembali kepada semangat ajaran Islam: ketepatan dalam waktu, keselarasan dalam perayaan, dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan beragama.
Peluncuran KHGT di awal 1447 Hijriah akan menjadi tonggak penting. Bukan hanya menyatukan tanggal, tetapi juga menguatkan ikatan spiritual umat Islam lintas batas dan benua. Sebuah langkah kecil dalam kalender, tetapi lompatan besar menuju harmoni global yang lebih utuh. (Sumber : muhammadiyah.or.id)
Editor : Haidar












