PELITANUSANTARA.NET- Kapal tongkang bermuatan minyak kelapa sawit tenggelam di kawasan Jembatan Mahkota II, Kelurahan Simpang Paser, Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu pagi kemarin.
Kasat Polairud, Polresta Samarinda AKP Iwan Pamuji mengatakan, Kapal yang tenggelam adalah SPOB Mulya Mandiri O7 dan berdasarkan keterangan awak kapal menyebutkan bermuatan 5 ton minyak sawit.
Disampaikannya, saat ini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap satu orang juru mudi Jufri (30) warga jalan Masjid kelurahan Rawa Makmur yang dikabarkan hilang.
“Petugas masih melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian untuk mencari korban hilang, dan kami juga masih memastikan sejauh mana pencemaran sungai akibat tumpahan minyak sawit dari kapal tersebut,” kata Iwan yang dikutif dari antara.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian yang disampaikan kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Balikpapan pada Pukul 11.40 Wita, musibah tersebut menimpa Kapal Mulia Mandiri dengan penumpang dan awak berjumlah delapan orang.
Kasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan Siaga Octavianto, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan, kapal mengalami oleng dikarenakan arus yang membuat kapal tidak seimbang, kapal tidak bermuatan dan hendak sandar ke Teluk Cinta.
Ia menjelaskan berdasarkan keterangan saksi, tujuh awak kapal sempat menyelamatkan diri dengan berenang ke darat yang berjarak sekitar 50 meter.
Namun satu orang tidak sempat sampai ke darat atas nama Jufri (30), korban yang beralamat di Palaran tenggelam di Perairan Sungai Mahakam. “Saat ini dilakukan pencarian oleh pihak terkait, dengan hasil sementara masih nihil,” kata Octavianto.
Tujuh penumpang yang selamat masing-masing Anto, Rizal, Aswan, Untung, Mukhtar, Tommy, dan Rusli.
Sementara itu, Ketua TRC Info Taruna Samarinda (ITS) Joko Iswanto mendapatkan informasi tenggelamnya kapal tersebut pada pukul 06.00 Wita. “Kami juga belum mendapatkan konfirmasi dari pemilik kapal,” ucap joko.
Kondisi air sungai saat ini tampak berminyak. Diduga itu berasal crude palm oil (CPO) atau minyak sawit yang tumpah dari kapal tersebut.
Air berminyak itu menyebar ke kawasan Palaran, tepatnya di belakang Pasar Palaran hingga ke pelabuhan peti kemas, Palaran. “Relawan memantau di sekitar tumpahan minyak sawit tersebut. Diduga berasal dari kapal yang tenggelam itu,” kata Joko.(odh/tar)