Kam. Mar 20th, 2025

Harmonisasi Unukase dengan Tokoh Agama

Harmonisasi Unukase dengan Tokoh Agama

Banjar – Tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (Unukase), melakukan kunjungan dan silaturahmi ke tokoh agama di sekitar kampus, tepatnya di kediaman Tuan Guru Nur Ifansyah, Kompleks Dinar Mas 1, Rabu (03/07/2024).

Harmonisasi ini adalah manifestasi dari kolaborasi yang erat antara institusi pendidikan tinggi dan pemuka agama. Unukase, sebagai salah satu universitas yang berlandaskan nilai-nilai agama, berkomitmen mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam yang moderat, toleran, dan inklusif dalam setiap aspek pendidikannya.

Dengan demikian, kehadiran tokoh agama sekitar menjadi sangat penting untuk mendukung dan memperkuat misi ini.

“Sebagai Ketua Tim PMB, saya percaya bahwa harmonisasi antara Unukase dan tokoh agama sekitar, adalah kunci sukses kami dalam membentuk lingkungan akademik yang kondusif dan religius,” tegas Aziz.

Ia menambahkan, kolaborasi ini akan memperkuat posisi Unukase sebagai lembaga pendidikan tinggi berbasis keislaman.

“Sekaligus membantu dalam mencetak generasi muda yang memiliki keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan,” sambung Aziz.

Ia menekankan, para tokoh agama memiliki peran sentral dalam membentuk karakter mahasiswa. Oleh karena itu, dalam program orientasi mahasiswa baru, panitia akan menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan yang dipandu para tokoh agama.

“Pengajian, tadarus Al-Qur’an, dan diskusi-diskusi keislaman, menjadi bagian penting dari proses pengenalan kampus, membantu mahasiswa baru menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka,” ungkap Aziz.

Ia optimis, kegiatan-kegiatan itu juga akan menciptakan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara para mahasiswa, membentuk komunitas yang solid dan saling mendukung.

Selain itu, pihaknya juga berupaya menciptakan forum-forum diskusi yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan tokoh agama.

“Forum ini dapat menjadi wadah untuk berbagi ilmu, bertukar pandangan, serta mencari solusi bersama terhadap berbagai tantangan sosial dan keagamaan yang dihadapi,” ujar Aziz.

Ia berharap dengan adanya interaksi intensif dan konstruktif, akan tercipta pemahaman yang lebih baik, mengurangi potensi konflik, serta mempromosikan kerukunan serta toleransi di lingkungan kampus dan sekitarnya.

Berikutnya, Unukase turut melibatkan para tokoh agama dalam pengembangan kurikulum. Bahkan para ulama memberikan masukan berharga untuk memastikan materi yang diajarkan selaras dengan ajaran Islam dan relevan dengan konteks sosial budaya lokal.

Selanjutnya dalam program pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dan dosen, para tokoh agama juga dapat berperan sebagai fasilitator. Misalnya, dalam kegiatan sosial keagamaan, dakwah, atau program kemasyarakatan lainnya, sehingga tercipta sinergi positif yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

“Dengan demikian, kurikulum yang dihasilkan tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga moral dan etika, membentuk lulusan yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia,” tekan Aziz.

Contoh program pengabdian lainnya ada berupa pemberian bantuan, advokasi keagamaan, dan berbagai kegiatan kemanusiaan. Selain memberikan manfaat praktis bagi masyarakat, aksi ini juga mengasah pemahaman mahasiswa tentang tanggung jawab mereka dalam membangun komunitas yang lebih baik.

“Setiap nasihat dan bimbingan yang diberikan oleh para ulama hendaknya diterima dengan hati yang lapang dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pesan Aziz.

Sementara itu, menurut Tuan Guru Nur Ifansyah, nasihat adalah bekal berharga menghadapi tantangan kehidupan. Untuk itu, tokoh agama ini berharap kepada para mahasiswa bisa menghormati dan menghargai para ulama sebagai sumber inspirasi dan pembimbing spiritual.

“Keikhlasan adalah kunci utama dalam menuntut ilmu dan mengabdi kepada masyarakat. Belajarlah dengan niat yang tulus untuk mendapatkan rida Allah dan memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk kebaikan umat,” pesan Tuan Guru Nur Ifansyah.

Ia menambahkan, keikhlasan juga harus menjadi dasar dalam setiap langkah pengabdian, baik sebagai mahasiswa, dosen, maupun sebagai bagian dari masyarakat.

“Ikhlaslah mengabdi, karena hasilnya akan luar biasa,“ ujar Tuan Guru Ifansyah.

Azis kembali menegaskan, harmonisasi antara Unukase dan tokoh agama lokal tidak sekadar menjadi tambahan, tetapi menjadi pilar yang mendasar dalam kehidupan kampus.

Hal Ini tekannya, mencerminkan komitmen bersama untuk mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam konteks pendidikan tinggi yang modern.

“Dengan terus memelihara kerja sama yang erat ini, Unukase tidak hanya menjaga warisan keagamaan yang kaya, tetapi juga mempersiapkan generasi muda yang berakhlak mulia, dan siap berkontribusi positif dalam masyarakat global yang semakin kompleks,” pungkas Aziz. (MPD)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *