KoreaSelatan – Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) memperingati 11 tahun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Dunia pada 18 September dengan tema “Bersatu untuk Perdamaian dan Memenuhi Kewajiban Kemanusiaan Bersama.” Acara ini menegaskan komitmen global untuk membangun perdamaian berkelanjutan melalui kolaborasi lintas sektor yang melibatkan publik, swasta, dan media.
Sekretaris Jenderal HWPL, Kang Tae-ho, menegaskan bahwa capaian terbesar HWPL selama 11 tahun terakhir adalah lahirnya Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW) yang kini telah mendapatkan dukungan luas dari parlemen di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Mongolia, Mali, Filipina, dan Madagaskar. Resolusi dukungan juga telah diadopsi oleh Parlemen Amerika Latin dan Karibia (PARLATINO) serta parlemen Paraguay, Republik Dominika, dan Karnataka, India.
Keanggotaan HWPL pun meningkat signifikan, dari 440.000 menjadi 580.000 hanya dalam satu tahun terakhir.
“Langkah besar berikutnya adalah institusionalisasi perdamaian melalui program Legislate Peace (LP), agar perdamaian menjadi budaya bersama dan norma sosial,” ungkap Kang.
Dalam momentum peringatan tahun ini, Kang berharap para peserta menyadari bahwa perdamaian bukan hanya tugas individu atau kelompok, tetapi misi bersama umat manusia.
“Kita semua adalah utusan perdamaian,” ujarnya.
HWPL juga menyoroti perluasan International Religious Peace Academy (IRPA) dan integrasi pendidikan perdamaian dalam kurikulum sekolah di Timor-Leste. Selain itu, kampanye “Bersama: Menghubungkan Korea” untuk unifikasi damai Semenanjung Korea terus diperluas melalui kerja sama dengan pemerintah daerah.
Kang menegaskan bahwa inisiatif-inisiatif tersebut akan terus dikembangkan secara sistematis agar perdamaian dapat tertanam sebagai budaya global dan norma sosial di setiap komunitas.
Dr. Ian Seo menggaris bawahi peran penting pers sebagai katalis demokrasi dan platform penyebaran pengetahuan untuk perdamaian. Dengan mengacu pada Deklarasi Windhoek 1991 yang menetapkan kebebasan pers sebagai fondasi masyarakat damai, ia menegaskan bahwa pers membantu menyebarkan wawasan dan memicu aktivisme sosial. HWPL secara global mengajak para pemimpin pers berpartisipasi dalam pertukaran ide guna mengembangkan inisiatif perdamaian. HWPL juga bekerjasama dengan pemerintah Timor Leste untuk pelatihan jurnalis agar memahami konsep perdamaian dan sejarah serta isu sosial global, serta mendukung produksi film dokumenter perdamaian di beberapa negara Afrika.
Direktur Jenderal Departemen Hubungan Masyarakat HWPL, Dr. Ian Seo, menekankan peran vital media dalam demokrasi dan perdamaian. Ia mengungkapkan,
“Kebebasan pers adalah fondasi kuat masyarakat damai melawan kekerasan. Pers adalah platform yang bertanggung jawab yang dapat menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat umum dan memberikan pemahaman dengan berbagai perspektif, yang juga memicu aktivisme dan gerakan.” ucap Dr. Ian Seo.
Dr. Ian Seo juga berharap program perdamaian HWPL dapat terus diperluas secara regional dan internasional.
“Kami telah mengumpulkan dukungan dari pemerintah di berbagai negara dan berharap kolaborasi ini meluas dalam beberapa tahun ke depan,” ungkapnya.
HWPL secara aktif mendukung pelatihan jurnalis di Timor Leste dan produksi film dokumenter perdamaian di beberapa negara Afrika.
Acara Peringatan 11 Tahun KTT Perdamaian Dunia HWPL menjadi ajang strategis dalam memperkuat jaringan perdamaian global dan memperluas budaya damai sebagai norma sosial bersama di berbagai komunitas di seluruh dunia.












