Banjarbaru – Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) ke-XVIII Tahun 2025 resmi menutup seluruh rangkaian kegiatannya di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada Kamis malam (9/10/2025).
Panitia menutup ajang bergengsi ini setelah mempertemukan mahasiswa terbaik dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Para peserta menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam seni baca dan pemahaman Al-Qur’an selama kompetisi berlangsung.
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE), Dr. Ir. H. Abrani Sulaiman, M.Sc., menghadiri langsung acara penutupan tersebut. Ia turut didampingi oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Humas, Dr. Ir. Murjani, S.P., S.I.Kom., M.S., IPM.
Kepala Bagian Kemahasiswaan, Afief Dzakie Naimy, juga hadir untuk memberikan dukungan kepada para mahasiswa peserta.
Sementara itu, Dr. Abrani menyampaikan apresiasi kepada dua mahasiswa perwakilan UNUKASE, Siti Muslimah dan Taufik Hidayat. Ia menegaskan bahwa keduanya telah berjuang dengan penuh semangat dalam cabang Khaththil Qur’an Kontemporer dan Qira’at Sab’ah.
Rektor memberikan motivasi agar para mahasiswa terus meningkatkan kemampuan dan tidak berhenti berprestasi di ajang berikutnya. UNUKASE berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan potensi mahasiswa dalam bidang keagamaan dan seni Al-Qur’an.
“Meski kalian hari ini tidak membawa medali, tetapi kalian sudah membawa mental JUARA. Tidak mudah menyerah meski banyak rintangan dan persaingan ketat dari peserta seluruh Indonesia. Saya bangga dengan kalian,” ujar Dr. Abrani dengan penuh semangat.
Ia juga menegaskan bahwa MTQMN bukan semata soal menang atau kalah, tetapi merupakan bagian dari syiar Islam untuk membumikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“MTQMN ini diharapkan menjadi salah satu syiar dalam rangka membumikan dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam dalam menjalankan seluruh aktivitas dan proses kehidupan,” pungkasnya.
UII Juara Umum, ULM Raih Juara Tiga Bersama UGM
Pada MTQMN ke-18 ini, Universitas Islam Indonesia (UII) keluar sebagai juara umum dengan total nilai tertinggi, yakni 128 poin. Di posisi kedua ditempati oleh Universitas Negeri Malang dengan 116 poin , disusul Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di posisi juara tiga bersama, dengan nilai yang sama yaitu 110 poin.
Berikut peringkat lengkap 10 besar MTQMN XVIII:
- Universitas Islam Indonesia (UII) – 128 poin
- Universitas Negeri Malang – 116 poin
- Universitas Lambung Mangkurat (ULM) – 110 poin
- Universitas Gadjah Mada (UGM) – 110 poin
- Universitas Negeri Yogyakarta
- Universitas Sumatera Utara
- Universitas Syiah Kuala
- Universitas Brawijaya
- Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA)
- Universitas Hasanuddin
MTQMN, Sarana Cetak Generasi Qurani dan Berakhlak
Staf Ahli Bidang Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kemendiktisaintik RI, Dr. Hasan Habibi, mewakili Menteri Diktisaintek RI dalam acara penutupan MTQMN ke-18 di ULM. Ia memberikan apresiasi kepada panitia dan seluruh pihak yang telah menyukseskan penyelenggaraan MTQMN ke-18 tersebut.
“Berkat kesiapan dan keseriusan ULM sebagai tuan rumah, MTQMN ke-18 dapat berjalan dengan lancar, termasuk dukungan penuh dari Pemprov Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Dr. Hasan menekankan bahwa kegiatan seperti MTQMN sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai spiritual di kalangan mahasiswa.
“Agenda positif seperti ini menegaskan makna dari tagline Kampus Berdampak. Dan apa yang menjadi semangat tersebut harus terus diperkuat,” tambahnya.
Selain itu, Dr. Hasan Habibi menegaskan bahwa Kemendiktisaintik akan menjadikan MTQMN sebagai agenda rutin nasional karena ajang ini mampu mencetak generasi muda yang berilmu tinggi dan berakhlakul karimah.
“Dengan kegiatan seperti ini, kita optimis menyambut bonus demografi 2045. Al-Qur’an adalah petunjuk hidup dan fondasi moral bagi umat Islam,” kata Hasan.
“Kami berharap, MTQMN kali ini melahirkan generasi-generasi Qurani dari kalangan mahasiswa yang kelak memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa menuju Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.”












