Sel. Okt 22nd, 2024

Mengusik Oligarki, Jurnalis Abi Kusno Nachran Dibacok 17 Kali Hingga Ancaman dan Teror

Abi Kusno Nachran Jurnalis Lintas Khatulistiwa (Sumber Foto X.com)

Nasional – Pada 28 November 2001, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sebuah peristiwa tragis menimpa jurnalis Media Lintas Khatulistiwa, Abi Kusno Nachran, dan editornya. Keduanya diserang oleh segerombolan orang bersenjata tajam. Serangan brutal itu membuat perut sang editor sobek, sementara Abi Kusno tergeletak di genangan darahnya sendiri, setelah berkali-kali dibacok dengan kejam.

Sebulan sebelum penyerangan, Abi Kusno mengusik bisnis besar yang dikendalikan oleh perusahaan Tanjung Lingga Group, milik seorang pengusaha berpengaruh, Abdul Rasyid. Dalam laporannya, Abi Kusno menyoroti praktik pengangkutan kayu gelondongan raksasa yang dilakukan kapal-kapal dari kawasan konservasi Taman Nasional Tanjung Puting. Laporan tersebut memicu reaksi dari pihak berwenang, dengan Departemen Kehutanan dan TNI AL mengambil langkah tegas untuk menahan kapal-kapal ilegal itu.

Abdul Rasyid bukanlah nama sembarangan. Pada 2008, menurut laporan dari EIA dan Telapak mengungkapkan bahwa ia terlibat dalam bisnis penerbangan ilegal yang menghasilkan keuntungan fantastis, mencapai Rp 30 triliun per tahun. Keuntungan ini bahkan membuatnya masuk dalam daftar 50 orang terkaya versi majalah Forbes selama dua tahun berturut-turut hingga 2018.

Kini, kekayaannya didapat dari perkebunan sawit yang berdiri di atas hutan-hutan yang telah dibabat habis. Dengan kekuasaan dan hartanya, Abdul Rasyid membangun dinasti oligarki yang kokoh di Kalimantan.

Keponakannya, Sugianto, dari PDIP, kini menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Tengah, dan melantik bibinya sendiri, Nurhidayah (Golkar), menjadi Bupati Kotawaringin Barat.

Akibat serangan brutal itu, Abi Kusno harus menjalani operasi darurat selama tujuh jam, dengan 29 kantong darah dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawanya. Di tubuhnya terdapat 17 luka bacokan, yang melukai leher, dada, paha, hingga punggungnya. Empat jari tangan kirinya putus, menyisakan hanya ibu jari, dan tangan kanannya hampir terputus akibat sabetan parang.

Meskipun selamat dari serangan tersebut, Abi Kusno harus menerima 350 jahitan di seluruh tubuhnya. Namun, tragedi hidupnya tidak berakhir di sana. Pada tahun 2006, saat berada di jalan tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Abi Kusno mengalami kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawanya. Mirisnya, hingga akhir hidupnya, ia masih terus mendapat teror dan ancaman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *