Banjarmasin – Kamis, 16 November 2023 diselenggarakan sebuah Workshop dengan tema “Karakteristik dan Nilai Budaya dalam Tradisi Lisan Bapandung”.

Workshop ini dilaksanakan pada pukul 14 WITA s/d selesai.

Workshop ini dapat diselenggarakan berkat dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pelaksanaannya pun dilaksanakan di aula STKIP PGRI Banjarmasin, dan dibuka untuk umum.

Dari Workshop yang digelar pada hari tersebut, kegiatan tersebut diikuti oleh banyak peserta dari kalangan mahasiswa ULM, STKIP, UMB, dan juga pelaku seni. Sekian banyak budaya yang telah kita ketahui masih ada keinginan untuk mempertahankan seni pementasan Bapandung ini.

Salah satu budaya Kalimantan yang harus dipertahankan ciri khasnya dan juga nilai-nilai karya seni yang perlu dilestarikan lalu dikembangkan kembali oleh para generasi selanjutnya.


Bapandung merupakan kebudayaan Tradisional daerah Kalimantan Selatan berupa seni pertunjukan teater monolok, Hanya saja Bapandung Berbeda dengan bercerita biasa, Bapandung bisa dilihat seperti seni keterampilan orang tersebut dalam bercerita seperti menirukan tingkah laku karakter tersebut, dan juga menggunakan imajinasi mereka menggunakan beberapa barang menjadi multifungsi.

Hal ini pun lalu bisa dilihat terkesan unik bagi para penonton yang menonton seni Bapandung tersebut, dalam mereka-reka atau menebak-nebak apa yang sedang karakter/tokoh lakukan dengan menggunakan Objek secara imajinatif yang luas.

Adapun workshop kesenian Bapandung tersebut mengundang narasumber seniman muda Bapandung Ahmad Hawari Nur Hasary dan Akhmad Riza Fahlipi, serta akademisi Dr. Norma dan Dr. Ida Komalasari. Dalam Workshop tersebut memperkenalkan bagaimana sejarah Bapandung tersebut muncul. Dan hal penting lainnya lagi memperkenalkan seni Bapandung pada Mahasiswa/I melalui narasumber pemateri.

Baca Juga  Bupati Dengarkan Pandangan Umum Fraksi Atas Raperda APBDP Tahun 2021

Adapula menjelaskan bagaimana seni bapandung tersebut bisa dilakukan oleh satu orang hingga memerankan banyak karakter dalam satu panggung. Workshop ini juga mengajarkan bagaimana tata cara pembuatan naskah Bapandung melalui tanya jawab antara Audience Mahasiswa/Mahasiswi. Bahwa Bapandung perlu di lestarikan karena termasuk warisan budaya takbenda (WBTB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *